Henry Dunan
Henry Dunant
|
|
Lahir
|
|
Meninggal
|
|
Kebangsaan
|
|
Pekerjaan
|
aktivis sosial, pebisnis, penulis
|
Dikenal karena
|
Pendiri Palang Merah
|
Agama
|
|
Orang tua
|
Jean-Jacques Dunant
Antoinette Dunant-Colladon |
Penghargaan
|
Nobel Perdamaian (1901)
|
Jean Henri
Dunant (lahir 8 Mei 1828 – meninggal
30 Oktober 1910 pada umur 82 tahun), yang juga dikenal
dengan nama Henry Dunant, adalah pengusaha dan aktivis sosial Swiss. Ketika
melakukan perjalanan untuk urusan bisnis pada tahun 1859, dia menyaksikan
akibat-akibat dari Pertempuran Solferino, sebuah lokasi yang dewasa ini
merupakan bagian Italia. Kenangan dan pengalamannya itu dia tuliskan dalam
sebuah buku dengan judul A Memory of Solferino (Kenangan Solferino),
yang menginspirasi pembentukan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada
tahun 1863. Konvensi Jenewa 1864 didasarkan
pada gagasan-gagasan Dunant. Pada tahun 1901, dia menerima Penghargaan
Nobel Perdamaian
yang pertama, bersama dengan Frédéric Passy.
Dunant lahir di
Jenewa, Swiss, putra pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya
Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya adalah penganut mashab Kalvin (''Calvinist'') yang taat serta mempunyai pengaruh yang signifikan di
kalangan masyarakat Jenewa. Kedua orangtuanya menekankan pentingnya nilai
kegiatan sosial. Ayahnya aktif membantu anak yatim-piatu dan narapidana yang
menjalani bebas bersyarat, sedangkan ibunya melakukan kegiatan sosial membantu
orang sakit dan kaum miskin.
Dunant tumbuh
pada masa kebangkitan kesadaran beragama yang dikenal dengan nama Réveil. Pada usia 18 tahun, dia bergabung dengan Perhimpunan
Amal Jenewa (Geneva Society
for Alms Giving). Pada tahun berikutnya, bersama teman-temannya, dia mendirikan
perkumpulan yang disebut ”Thursday Association”, sebuah kelompok anak
muda tanpa ikatan keanggotaan resmi yang melakukan pertemuan rutin untuk
mempelajari Bibel dan menolong kaum miskin. Waktu senggangnya banyak dia
habiskan untuk mengunjungi penjara dan melakukan kegiatan sosial. Pada tanggal
30 November 1852, Dunant mendirikan cabang YMCA di Jenewa. Tiga tahun kemudian, dia
berpartisipasi dalam pertemuan Paris yang bertujuan membentuk YMCA menjadi
sebuah organisasi internasional.
Pada tahun
1849, ketika berusia 21, Dunant terpaksa meninggalkan Kolese Kalvin (Collège
Calvin) karena prestasi akademisnya buruk. Dia kemudian menjadi pekerja magang
di perusahaan penukaran uang bernama Lullin et Sautter. Setelah masa
magangnya selesai dengan prestasi baik, dia diangkat sebagai karyawan bank
tersebut.
Pada tahun
1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sisilia karena ditugaskan oleh
perusahaan yang melayani “wilayah-wilayah jajahan Setif”, yaitu perusahaan
bernama Compagnie genevoise de Colonies de Sétif. Meskipun pengalamannya
kurang, Dunant berhasil menyelesaikan penugasan tersebut dengan memuaskan.
Terinspirasi oleh pengalaman perjalanan tersebut, Dunant untuk pertama kalinya
menulis sebuah buku, yang dia beri judul Notice sur la Régence de Tunis
(Kisah tentang Regensi di Tunisia). Buku ini diterbitkan pada tahun 1858.
Pada tahun
1856, Dunant mendirikan perusahaan yang beroperasi di wilayah-wilayah jajahan
luar negeri dan, setelah memperoleh konsesi lahan dari Aljazair yang ketika itu
berada di bawah pendudukan Prancis, dia juga mendirikan perusahaan perkebunan
dan perdagangan jagung bernama Société financière et industrielle des
Moulins des Mons-Djémila (Perusahaan Keuangan dan Industri Penggilingan
Mons-Djémila). Namun, lahan dan hak atas air yang dijanjikan tidak kunjung
ditetapkan dengan jelas, sedangkan otoritas kolonial di Aljazair juga bersikap
kurang kooperatif. Oleh karena itu, Dunant memutuskan untuk meminta bantuan
secara langsung kepada Kaisar Napoleon III dari Perancis, yang ketika itu sedang berada di
Lombardi bersama pasukannya. Prancis sedang berperang di pihak
Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang ketika itu menduduki banyak dari
wilayah yang dewasa ini bernama Italia. Markas Napoleon terletak di kota kecil
bernama Solferino. Dunant
menulis sebuah buku yang isinya penuh sanjungan dan pujian bagi Napoleon III
untuk dia hadiahkan kepada kaisar tersebut. Kemudian dia melakukan perjalanan
ke Solferino untuk bertemu secara pribadi dengan Napoleon III.
Dunant tiba di
Solferino pada petang hari tanggal 24 Juni 1859, tepat ketika pertempuran
antara kedua pihak tadi baru saja selesai. Sekitar 38 ribu prajurit
bergeletakan di medan tempur dalam keadaan terluka, sekarat, atau tewas, dan
tidak tampak ada upaya yang berarti yang dilakukan untuk memberikan perawatan
kepada mereka. Dalam keadaan terguncang melihat pemandangan itu, Dunant
berinisiatif mengerahkan penduduk sipil setempat, terutama kaum perempuan,
untuk memberikan pertolongan kepada para prajurit yang terluka dan sakit.
Karena persediaan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan tidak memadai,
Dunant sendiri mengatur pembelian material yang dibutuhkan itu serta membantu
mendirikan rumah sakit darurat. Dia berhasil meyakinkan penduduk setempat untuk
melayani para korban luka tanpa melihat di pihak mana mereka bertempur, sesuai
dengan slogan “Tutti fratelli” (Kita semua bersaudara) yang diciptakan
oleh kaum perempuan dari kota Castiglione delle Stiviere tak jauh dari tempat
itu. Dia juga berhasil membujuk pihak Prancis untuk membebaskan dokter-dokter
Austria yang mereka tawan.
Sekembalinya ke
Jenewa pada awal bulan Juli, Dunant memutuskan menulis sebuah buku tentang
pengalamannya itu, yang kemudian dia beri judul Un Souvenir de Solferino
(Kenangan Solferino). Buku ini diterbitkan pada tahun 1862 dengan jumlah 1.600
eksemplar, yang dicetak atas biaya Dunant sendiri. Dalam buku ini, Dunant
melukiskan pertempuran yang terjadi, berbagai ongkos pertempuran tersebut, dan
keadaan kacau-balau yang ditimbulkannya. Dia juga mengemukakan gagasan tentang
perlunya dibentuk sebuah organisasi netral untuk memberikan perawatan kepada
prajurit-prajurit yang terluka. Buku ini dia bagikan kepada banyak tokoh
politik dan militer di Eropa.
Dunant juga
memulai perjalanan ke seluruh Eropa untuk mempromosikan gagasannya. Buku
tersebut mendapat sambutan yang sangat positif. Presiden Geneva Society for
Public Welfare (Perhimpunan Jenewa untuk Kesejahteraan Umum), yaitu seorang
ahli hukum bernama Gustave Moynier, mengangkat
buku ini beserta usulan-usulan Dunant di dalamnya sebagai topik pertemuan
organisasi tersebut pada tanggal 9 Februari 1863. Para anggota organisasi
tersebut mengkaji usulan-usulan Dunant dan memberikan penilaian positif. Mereka
kemudian membentuk sebuah Komite yang terdiri atas lima orang untuk menjajaki
lebih lanjut kemungkinan mewujudkan ide-ide Dunant tersebut, dan Dunant
diangkat sebagai salah satu anggota Komite ini. Keempat anggota lain dalam
Komite ini ialah Gustave Moynier, jenderal angkatan bersenjata Swiss bernama Henri Dufour, dan dua orang dokter yang masing-masing bernama Louis Appia dan Théodore Maunoir. Komite ini
mengadakan pertemuan yang pertama kali pada tanggal 17 Februari 1863, yang
sekarang dianggap sebagai tanggal berdirinya Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Dari awal,
Moynier dan Dunant saling berbeda pendapat dan bertikai menyangkut visi dan
rencana mereka masing-masing, dan ketidaksepahaman mereka itu semakin lama
semakin besar. Moynier menganggap ide Dunant tentang perlunya ditetapkan
perlindungan kenetralan bagi para pemberi perawatan sebagai gagasan yang sulit
diterima akal serta menasihati Dunant untuk tidak bersikeras memaksakan konsep
tersebut. Namun, Dunant terus menganjurkan pendiriannya itu dalam setiap
perjalanannya dan dalam setiap pembicaraannya dengan pejabat-pejabat politik
dan militer tingkat tinggi. Ini semakin mempersengit konflik pribadi antara
Moynier, yang memakai pendekatan pragmatis terhadap proyek tersebut, dan
Dunant, yang merupakan idealis visioner di antara kelima anggota Komite itu.
Pada akhirnya, Moynier berusaha menyerang dan menggagalkan Dunant ketika Dunant
mencalonkan diri untuk posisi ketua Komite.
Pada bulan
Oktober 1863, 14 negara berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan
oleh Komite tersebut di Jenewa untuk membahas masalah perbaikan perawatan bagi
prajurit terluka. Namun, Dunant sendiri hanya menjadi ketua protokoler dalam
pertemuan tersebut sebagai akibat dari usaha Moynier untuk memperkecil
perannya. Setahun kemudian, pada tanggal 22 Agustus 1864, sebuah konferensi
diplomatik yang diselenggarakan oleh Parlemen Swiss membuahkan hasil berupa
ditandatanganinya Konvensi Jenewa Pertama oleh
12 negara. Untuk konferensi ini pun, Dunant hanya bertugas sebagai pengatur
akomodasi bagi peserta.
Bisnis Dunant
di Aljazair mengalami kemunduran, sebagian karena devosinya pada cita-cita
humanistiknya sendiri. Pada bulan April 1867, bangkrutnya perusahaan keuangan Crédit
Genevois mengakibatkan sebuah skandal yang melibatkan Dunant. Dia dipaksa
menyatakan pailit dan divonis bersalah oleh Pengadilan Dagang Jenewa pada
tanggal 17 Agustus 1868 atas praktik penipuan dalam kasus kebangkrutan
tersebut. Keluarganya dan banyak dari teman-temannya sangat terkena dampak dari
bankrutnya Crédit Genevois karena mereka banyak berinvestasi dalam
perusahaan ini. Masyarakat di Jenewa, sebuah kota dengan tradisi Kalvin yang
berakar mendalam, menjadi gusar dan heboh sehingga muncul seruan-seruan agar
Dunant mengundurkan diri dari Komite Internasional Palang Merah.
Pada tanggal 25
Agustus 1868, dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Sekretaris Komite
dan, pada tanggal 8 September, dia dikeluarkan sepenuhnya dari Komite. Moynier,
yang menjadi Presiden Komite sejak 1864, berperan besar dalam menyingkirkan
Dunant dari Komite.
Pada bulan
Februari 1868, ibu Dunant meninggal dunia. Pada akhir tahun itu, Dunant juga
dikeluarkan dari YMCA. Pada bulan Maret 1867, dia meninggalkan kota
kelahirannya, Jenewa, dan tidak pernah kembali lagi ke sana. Pada tahun-tahun
berikutnya, Moynier tampaknya berusaha mempergunakan pengaruhnya untuk
memastikan bahwa Dunant jangan sampai menerima bantuan atau dukungan dari
teman-temannya. Misalnya, hadiah medali emas Sciences Morales di Pekan
Raya Dunia Paris tidak jadi diberikan kepada Dunant sesuai rencana semula,
tetapi diberikan kepada Moynier, Dufour, dan Dunant bersama-sama sehingga
seluruh uang hadiah tersebut menjadi hak Komite. Tawaran Napoleon III untuk
mengambilalih separuh dari kewajiban utang Dunant dengan syarat teman-teman
Dunant menjamin pelunasan yang separuh lagi juga digagalkan oleh usaha Moynier.
Dunant pindah
ke Paris dan hidup di sana dalam keadaan berkekurangan. Namun, dia terus
berupaya mewujudkan gagasan dan rencana kemanusiaannya. Selama berlangsungnya
Perang Prancis-Prusia (1870-1871), dia mendirikan Perhimpunan Bantuan
Kemanusiaan Bersama (''Allgemeine
Fürsorgegesellschaft'') dan, tak lama setelah itu, dia mendirikan Aliansi
Bersama untuk Ketertiban dan Peradaban (''Allgemeine
Allianz für Ordnung und Zivilisation''). Dunant berargumen tentang perlunya
diadakan perundingan perlucutan senjata dan perlunya didirikan sebuah
pengadilan internasional untuk memediasi konflik internasional. Kemudian, dia
mengupayakan terbentuknya perpustakaan dunia, sebuah gagasan yang mempunyai
gema dalam berbagai proyek di kemudian hari, antara lain UNESCO.
Dalam usahanya
yang tak pernah berhenti untuk menganjurkan dan mewujudkan gagasan-gagasannya,
Dunant semakin mengabaikan situasi keuangan pribadinya sehingga dia semakin
terlilit utang dan dijauhi oleh kenalan-kenalannya. Meskipun diangkat sebagai
anggota kehormatan Perhimpunan Palang Merah Austria, Belanda, Swedia, Prusia,
dan Spanyol, dia nyaris dilupakan dalam perjalanan resmi Gerakan Palang Merah,
pun ketika Gerakan ini berkembang pesat ke negara-negara lain. Dunant hidup dalam
kemiskinan dan berpindah-pindah tempat antara 1874-1886, termasuk Stuttgart,
Roma, Korfu, Basel, dan Karlsruhe. Di Stuttgart, Dunant bertemu mahasiswa
Universitas Tübingan (Tübingen University) bernama Rudolf Müller dan
kemudian bersahabat karib dengannya. Pada tahun 1881, bersama-sama dengan
sejumlah teman dari Stuttgart, Dunant untuk pertama kalinya pergi ke Heiden,
sebuah desa peristirahatan di Swiss. Pada 1887, ketika tinggal di London, dia
mulai menerima bantuan keuangan bulanan dari sejumlah kerabat jauh. Ini
memungkinkan dia untuk hidup dalam kondisi keuangan yang lebih aman. Dunant
pindah ke Heiden pada bulan Juli 1887 dan tinggal di desa tersebut selama sisa
hidupnya. Sejak 30 April 1892, dia tinggal di rumah sakit dan panti jompo yang
dipimpin oleh Dr. Hermann Altherr.
Di Heiden, dia
bertemu dengan seorang guru muda bernama Wilhelm Sonderegger dan istrinya
Susanna. Mereka mendorongnya untuk mencatat pengalaman hidupnya. Istri
Sonderegger mendirikan cabang Palang Merah di Heiden dan, pada tahun 1890,
Dunant menjadi presiden kehormatan cabang tersebut. Dengan adanya Sonderegger,
Dunant berharap akan dapat mempromosikan gagasan-gagasannya lebih lanjut,
termasuk menerbitkan edisi baru bukunya. Namun, persahabatan mereka di kemudian
hari menjadi tegang karena Dunant melontarkan tuduhan yang tak dapat dibenarkan
bahwa Sonderegger, bersama Moynier di Jenewa, berkonspirasi menentangnya.
Sonderegger meninggal pada tahun 1904, di usianya yang baru mencapai 42 tahun.
Meskipun hubungan mereka tegang, Dunant sangat terharu dengan kematian
Sonderegger yang tak terduga-duga itu. Kekaguman Wilhelm dan Susanna
Sonderegger atas Dunant, yang tetap mereka rasakan walaupun Dunant melontarkan
tuduhan tersebut, terwariskan kepada anak-anak mereka. Pada tahun 1935, putra
mereka, yaitu René, menerbitkan kumpulan surat-surat yang ditulis Dunant kepada
ayahnya.
Pada bulan
September 1895, Georg Baumberger, editor kepala Die Ostschweiz, sebuah surat
kabar yang terbit di St. Gall, menulis sebuah artikel tentang pendiri Palang
Merah tersebut, yang pernah bertemu dan mengobrol dengannya ketika mereka
sedang berjalan-jalan di Heiden sebulan sebelumnya. Artikel ini berjudul “Henri
Dunant, pendiri Palang Merah” (Henri Dunant, the founder of the Red Cross)
dan muncul di sebuah majalah bergambar terbitan Jerman, Über Land und Meer.
Dengan segera artikel ini direproduksi di berbagai media lain di seluruh Eropa.
Artikel tersebut mendapat sambutan hangat sehingga Dunant kembali memperoleh
perhatian dan dukungan khalayak. Dia kemudian menerima Hadiah Binet-Fendt Swiss
dan sebuah surat dari Paus Leo XIII. Berkat bantuan dari janda tsar Rusia,
yaitu Maria Feodorovna, dan donasi lain dari berbagai pihak, situasi keuangan
Dunant sangat membaik.
Pada tahun
1897, Rudolf Müller, yang saat itu sudah bekerja sebagai guru di Stuttgart,
menulis sebuah buku tentang asal-mula Palang Merah. Isi buku ini mengubah
sejarah resmi Palang Merah dengan menekankan peran Dunant. Buku ini juga
mengikutsertakan teks “Kenangan Solferino.” Dunant mulai berkorespondensi
dengan Bertha von Suttner dan menulis banyak sekali artikel dan tulisan lain.
Dia terutama aktif menulis tentang hak-hak kaum perempuan. Pada tahun 1897, Dunant
memfasilitasi pendirian “Green Cross” (Palang Hijau), sebuah organisasi
perempuan yang berumur singkat dan hanya aktif di Brussels.
Pada tahun
1901, Dunant menerima Hadiah Nobel
Perdamaian pertama yang
pernah dianugerahkan, yaitu atas perannya dalam mendirikan Gerakan Palang Merah
Internasional dan mengawali proses terbentuknya Konvensi Jenewa. Dokter militer
Norwegia, Hans Daae, yang pernah menerima satu eksemplar buku tulisan Müller
itu, mengadvokasikan kasus Dunant kepada Panitia Nobel. Hadiah tersebut adalah hadiah
bersama yang diberikan kepada Dunant dan Frédéric Passy, seorang
aktivis perdamaian Prancis yang mendirikan Liga Perdamaian dan yang aktif
bersama Dunant dalam Aliansi untuk Ketertiban dan Peradaban (Alliance for
Order and Civilization). Ucapan selamat resmi yang akhirnya diterima Dunant
dari Komite Internasional Palang Merah merepresentasikan rehabilitasi nama
Dunant:
“Tak ada yang lebih layak untuk menerima kehormatan ini,
karena Andalah yang empat puluh tahun yang lalu mendirikan organisasi
internasional bantuan kemanusiaan bagi korban luka di medan tempur. Tanpa Anda,
Palang Merah, yang merupakan prestasi kemanusiaan yang agung abad kesembilan
belas, barangkali tak akan pernah diusahakan.”
Moynier dan
Komite Internasional Palang Merah secara keseluruhan juga dinominasikan untuk
Hadiah Nobel Perdamaian tersebut. Meskipun Dunant memperoleh dukungan dari
kalangan luas dalam proses seleksi, dia tetap merupakan calon yang
kontroversial. Sejumlah pihak berargumen bahwa Palang Merah dan Konvensi Jenewa justru membuat
perang menjadi lebih menarik dan menggoda dengan meringankan sebagian dari
penderitaan yang ditimbulkan perang. Oleh karena itu, Müller dalam suratnya
kepada Panitia Nobel menyampaikan pendapat bahwa hadiah tersebut perlu dibagi
antara Dunant dan Passy, yang sempat menjadi calon utama untuk menjadi
satu-satunya penerima hadiah tersebut dalam perdebatan yang terjadi selama
berlangsungnya proses seleksi. Müller juga menyarankan bahwa sekiranya Dunant
dianggap layak untuk menerima Hadiah Nobel, hadiah tersebut perlu segera
diberikan kepadanya mengingat usianya yang telah lanjut dan kondisi
kesehatannya yang sudah memburuk.
Keputusan
Panitia Nobel untuk membagi hadiah tersebut antara Passy, seorang tokoh
perdamaian, dan Dunant, seorang tokoh kemanusiaan, menjadi preseden bagi
persyaratan mengenai seleksi penerima Hadiah Nobel Perdamaian yang berdampak
signifikan pada tahun-tahun berikutnya. Salah satu bagian dalam surat wasiat
Nobel menyebutkan bahwa hadiah untuk perdamaian diberikan kepada orang yang
berupaya mengurangi atau menghapuskan pasukan tetap (standing armies)
atau berupaya untuk scara langsung mempromosikan konferensi perdamaian. Inilah
yang membuat Passy secara alamiah terpilih menjadi calon penerima hadiah
tersebut berkat usaha-usahanya di bidang perdamaian. Pemberian Hadiah Nobel
untuk usaha-usaha di bidang kemanusiaan saja akan menjadi hal yang sangat
mencolok, dan hal tersebut dianggap oleh sejumlah pihak sebagai penafsiran yang
terlalu luas atas surat wasiat Nobel. Akan tetapi, satu bagian lain dalam surat
wasiat Nobel menetapkan hadiah bagi orang yang berprestasi terbaik dalam
meningkatkan “persaudaraan antarmanusia” (the brotherhood of people).
Ini secara lebih umum bisa ditafsirkan sebagai pesan bahwa usaha-usaha
kemanusiaan seperti yang dilakukan oleh Dunant itu juga terkait dengan
usaha-usaha perdamaian. Penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun-tahun
berikutnya yang banyak jumlahnya itu dimasukkan ke dalam salah satu dari dua
kategori yang untuk pertama kalinya ditetapkan oleh keputusan Panitia Nobel
1901 tersebut.
Hans Daae
berhasil menaruh uang hadiah yang menjadi bagian Dunant, sebesar 104.000 franc
Swiss, di sebuah bank di Norwegia dan mencegah uang tersebut diakses oleh para
kreditor Dunant. Dunant sendiri tak pernah memakai sedikit pun dari uang
tersebut dalam hidupnya.
Di antara
beberapa penghargaan lain yang diterima oleh Dunant pada tahun-tahun berikutnya
ialah gelar doktor kehormatan dari Fakultas Kedokteran University of Heidelberg, yang diterimanya pada tahun 1903.
Dunant tinggal di panti jompo di Heiden hingga akhir hayatnya. Pada tahun-tahun
terakhir hidupnya, dia menderita depresi dan ketakutan (paranoia) bahwa dia
terus dicari-cari oleh para kreditornya dan Moynier. Bahkan Dunant
kadang-kadang mendesak juru masak panti jompo tersebut untuk mencicipi terlebih
dulu jatah makanannya di hadapan dia agar dia terlindung dari kemungkinan
diracuni. Meskipun mengaku tetap berkeyakinan Kristen, Dunant pada tahun-tahun
terakhir hidupnya menolak dan menyerang Kalvinisme dan agama terorganisasi (organized
religion) pada umumnya.
Menurut para
juru rawatnya, tindakan terakhir yang dilakukan Dunant dalam hidupnya ialah
mengirimkan satu eksemplar buku tulisan Müller kepada ratu Italia disertai
surat pengantar dari Dunant sendiri. Dunant meninggal dunia pada tanggal 30
Oktober 1910, dan kata-kata terakhirnya ialah “Kemana lenyapnya kemanusiaan?”
Dunant meninggal hanya dua bulan setelah musuh bebuyutannya, Moynier. Meskipun
ICRC menyampaikan ucapan selamat kepada Dunant atas penganugerahan Hadiah Nobel
tersebut, kedua rival ini tak pernah berrekonsiliasi.
Sesuai
keinginannya, Dunant dikuburkan tanpa upacara di Kompleks Pemakaman Sihlfeld di
Zurich. Dalam surat wasiatnya, dia mendonasikan sejumlah uang untuk menyediakan
satu “ranjang gratis” di panti jompo di Heiden tersebut, yang harus selalu
tersedia untuk warga miskin kawasan itu. Dia juga memberikan sejumlah uang,
melalui akte notaris, kepada teman-temannya dan kepada organisasi amal di
Norwegia dan Swiss. Sisa uangnya dia berikan kepada para kreditornya sehingga
sebagian utangnya lunas. Ketidakmampuan Dunant untuk sepenuhnya melunasi
utang-utangnya menjadi beban besar baginya hingga hari kematiannya.
Hari ulang
tahunnya, 8 Mei, dirayakan sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Sedunia (''World Red
Cross and Red Crescent Day''). Panti jompo di Heiden yang dulu menampungnya itu
sekarang menjadi Museum Henry Dunant. Di Jenewa dan sejumlah kota lain ada
banyak sekali jalan, lapangan, dan sekolah yang dinamai dengan namanya. Medali
Henry Dunant, yang dianugerahkan setiap dua tahun oleh Komisi Tetap Gerakan
Palang Merah dan Palang Merah Internasional, merupakan penghargaan tertinggi yang
dianugerahkan oleh Gerakan.
Kisah hidup
Dunant diceritakan, dengan sejumlah unsur fiksi, dalam film D'homme à hommes
(1948) yang dibintangi oleh Jean-Louis Barrault. Masa hidup Dunant ketika
Palang Merah didirikan ditampilkan dalam film produksi bersama internasional
yang berjudul Henry Dunant: Red on the Cross (2006). Pada tahun 2010,
Takarazuka Revue menggelar drama musikal berdasarkan pengalaman Dunant di
Solferino dan proses pendirian Palang Merah. Drama musikal ini berjudul ソルフェリーノの夜明け (Fajar di Solferino, atau Kemana Lenyapnya
Kemanusiaan?).
Penyebab dan Pertolongan Pertama Terhadap
Seseorang Pingsan
Pingsan
merupakan kondisi kehilangan kesadaran seseorang secara mendadak dalam waktu
relatif singkat. Pingsan bisa saja terjadi dengan disertai gejala ataupun tanpa
gejala. Terlebih lagi, ternyata pingsan bukanlah masalah yang bisa dianggap
sepele. Ada keadaan dimana pingsan merupakan pertanda adanya sebuah penyakit.
Apasaja penyakit itu? Dan bagaimana cara memberikan pertolongan terhadap
seseorang yang sedang pingsan? Sebelum memberi pertolongan pertama terhadap seseorang yang sedang pingsan, lebih baik kita mengetahui apa saja macam-macam pingsan ditinjau dari penyebabnya :
1.
Simple Fainting. Dijumpai pada
seseorang yang perutnya kosong, kemudian berdiri terlalu lama, entah terkena
sinar matahari ataupun tidak. Cenderung terjadi pada seseorang yang kurang
darah, kelelahan, ketakutan, serta tidak tahan melihat darah.
2.
Heat Exhaustion. Bisa terjadi karena
kehilangan garam dan air dalam tubuh. Contohnya, olahraga berlebihan di bawah
terik matahari. Tanda-tandanya berkeringat hebat, clammy, pernapasan cepat dan
tersengal, hingga untah-muntah.
3.
Heat Stroke. Terjadi ketika bekerja
di bawah kondisi yang sangat panas dan lembab. Heat Stroke bisa mengakibatkan
koma atau kematian. Heat stroke ditandai dengan temperature tubuh tinggi
sekitar 40 derajat Celsius, bahkan bisa lebih.
4.
Pendarahan Otak. Pingsan jenis ini
terjadi dalam beberapa tahap. Diawali dengan keringat dingin yang tiba-tiba
muncul, disusul dengan mata berkunang-kunang. Padahal tekanan darah stabil. Hal
tersebut disebabkan karena penggumpalan darah di otak.
5.
Serangan Jantung. Tanda ada gejala
sebelumnya, seseorang bisa saja langsung pingsan. Biasanya, disebabkan karena
tekanan darah terlalu tinggi sehingga menyebabkan stroke. Atau tekanan darah
terlalu rendah sehingga menyebabkan jantung lemah.
Untuk itu, saat melihat seseorang
dalam keadaan pingsan, segera
lakukan pertolongan pertama. Tekhnik pertolongan itulah yang semestinya kita
tahu. Karena ada beberapa hal yang harus dilakukan dan ada hal yang tidak boleh
dilakukan. Pada umumnya, ketika ada yang pingsan, jangan panik, baca dan
pelajari cara berikut ini.
Do :
Do :
1.
Segera bujurkan orang yang pingsan.
Posisikan kepala lebih rendah daripada kaki agar darah dapat mengalir dengan
baik ke otak.
2.
Tes kesadarannya dengan cara
memberikan rangsangan suara atau sentuhan di bagian tengah antara alis.
3.
Jika mengenakan pakaian ketat,
segera longgarkan. Lepas sepatu, kaos kaki dan semua aksesoris yang mengahambat
peredaran darahnya.
4.
Berikan rangsangan berupa bau yang
menyengat seperti minyak angin. Rangsangan aroma yang kuat akan membantu
menyadarkan orang yang pingsan.
Don’t :
1.
Membiarkan tubuh orang pingsan
menekuk.
2.
Meletakkan posisi kepala lebih
tinggi daripada posisi kaki, sebab akan mengurangi aliran darah ke otak.
3.
Mengerubuti orang yang tengah
pingsan.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda
keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya
benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat
muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada
bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara
mengatasinya jika tidak ada luka langsung
dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah
bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan
mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan
berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk
mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit,
untuk melebarkan pembutuh darah setempat, setelah
itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai bengkak
menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu
panas jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres
panas dapat menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit
( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang ditempatkan pada
kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh.
Untuk memar yang terjadi di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara
penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin,
selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan
adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal
tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk
memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan
penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk
ke rumah sakit.
2. Laserasi Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras
yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari. Permukaan
kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan
tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal
terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat
lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu
dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan
darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun.
Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih.
Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda
asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata
luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah
bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa
anti-infeksi.
3. Terpotong Atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari
perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam,
perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus
terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu
yakni dilakukan dengan menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih.
Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan
dengan menempatkan tali/ikat
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar,
kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang
(lihat gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar
dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan
torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak
akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa
steril.
4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga
di antaranya terkena api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan
yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam luka
bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena
api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air
mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam
pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya,
yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang
terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian
yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih
hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar
berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit,
tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain
kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas.
Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.
Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada
tingkat keparahannya.
a. Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50%
atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat
kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres
dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera
rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh
jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer,
keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah
penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit.
b. Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan
luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian
yang terkena panas.
c. Luka bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka
bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang
diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain
yang perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan
cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat
tubuh karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka
bakar karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar
dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan
rujuk ke rumah sakit.
5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak
maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi
pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan
pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio)
sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan
lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk
mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup
dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar
permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi
dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada
wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum
femur ). Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian,
sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai
berikut: korban dibaringkan, bagian tulang
yang diperkirakan patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak.
Untuk itu harus dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian adalah "mematikan"
dua persendian yang membatasi bagian tulang yang patah. Pembidaian
dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah
tulang terbuka selain tindakan seperti di atas,
perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih
agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada
fraktur terbuka tidak boleh menarik atau
membetulkan bagian yang patah dan/atau memasukan ujung tulang yang mencuat
keluar.
6. Mimisan atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada
anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain (demam). Cara
mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping
hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai
10 menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara
tradisional dengan daun sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena
daun sirih mengandung zat yang menyempitkan pembuluh darah.
7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang
kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena kondisi fisik ataupun
mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan
perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi
kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan.
Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya
disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba
nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat
segera rujuk ke rumah sakit
8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa
di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan tertinggal dalam kulit, biji-bijian
yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan
saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak
yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda
asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium
bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah
sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini dapat
memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga,
misalnya serangga harus dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral
(gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati
benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan
apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di
mata, prinsip jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk
ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak
mata, dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di
mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air
bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk
kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba
cabut dengan alat penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus,
duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit
yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan
berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke
dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan
yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya.
Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik
tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich.
Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap
ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal
kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit.
9. Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi
karena makanan/minuman misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol, minuman
lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan lainnya.
Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual,
muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat
terjadi gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya
kejadian keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena
makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air
seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban masih
sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah.
Caranya dengan mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah
sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis) pada daerah-daerah ujung
jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan
khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban
yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan.
Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda dan
sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar.
Jangan sekali-kali memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien
tidak sadar.
10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari
Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan
maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil,
seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular,
anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda
peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat
terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular
yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi
gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan
air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada
perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat.
Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat
gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat
kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan
sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil
sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau
kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda
membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai
sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular
beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,
istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk
ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka
sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah,
juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
11. P3K bagi
pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang
tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan
nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa
orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung
sebagai berikut :
1. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu
mendongak ke atas
2.
Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3.
Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat
dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan
jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya
ke hidung korban dan meniupnya.
4.
Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara teratur dan kuat
ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
12. P3K bagi korban Sengatan
Listrik
1. Penolong hendaknya
berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2. Gunakan tongkat
kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang
menempel pada tubuh korban
3. Setelah kontak dengan
aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai
bantuan medis dating
13. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan
parah
1. Luka hendaknya ditutup
kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan
kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
2. Untuk menutup luka biasa
juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan
bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan
disetrika.
3. Kalau tidak tersedia
peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan
telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus
mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada
resiko infeksi.
4. Luka yang sudah berdarah
tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri,
yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air
ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
5. Pada semua kasus
pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan
letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat
pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
14. Pertolongan Pertama
Mengurangi Shok
1.
Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan
shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi
tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan
berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2.
Tanda-tanda Shok
a.
Denyut nadi cepat tapi lemah
b.
Merasa lemas
c.
Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt dingin
di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e.
Merasa haus
f.
Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h.
Tekanan darah sangat rendah
4.
Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a.
Menghentikan pendarahan
b.
Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c.
Memberi nafas buatan
d.
Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
5. Langkah - langkah Pelaksanaan
Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a. Baringan korban
dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan
untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi
kepala.
c.
Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien
tidak melihat lukanya
d. Pasien/penderita yang
sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan
shok yang terdiri dari :
ü 1 sendok
teh garam dapur
ü ½ sendok
teh tepung soda kue
ü 4-5
gelas air
ü dan bisa juga
ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e. Perlakukan pasien
dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa
menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter
15. Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat
datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon, semut, dan ulat bulu. Meski
dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya. Sebab, gigitan serangga
bisa membuat kulit anak bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan
serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga bisa mengandung
bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama
pada kasus gigitan serangga.
16. Sengatan lebah atau tawon
Lepaskan sengat lebah yang
masih tertinggal pada kulit anak.
Beri kompres dingin pada
gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
Beri salep antihistamin yang
dijual bebas di apotek.
Beri sirup parasetamol
sesuai aturan pakai.
17. Terkena ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada
kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan kurkumin kunyit
berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka,
staf penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).
18. Gigitan nyamuk
Bersihkan dengan air dan
sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem telon khusus
bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk pencegahan,
aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease Control and
Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam
kemasan tertulis N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.
Henry Dunan
Henry Dunant
|
|
Lahir
|
|
Meninggal
|
|
Kebangsaan
|
|
Pekerjaan
|
aktivis sosial, pebisnis, penulis
|
Dikenal karena
|
Pendiri Palang Merah
|
Agama
|
|
Orang tua
|
Jean-Jacques Dunant
Antoinette Dunant-Colladon |
Penghargaan
|
Nobel Perdamaian (1901)
|
Jean Henri
Dunant (lahir 8 Mei 1828 – meninggal
30 Oktober 1910 pada umur 82 tahun), yang juga dikenal
dengan nama Henry Dunant, adalah pengusaha dan aktivis sosial Swiss. Ketika
melakukan perjalanan untuk urusan bisnis pada tahun 1859, dia menyaksikan
akibat-akibat dari Pertempuran Solferino, sebuah lokasi yang dewasa ini
merupakan bagian Italia. Kenangan dan pengalamannya itu dia tuliskan dalam
sebuah buku dengan judul A Memory of Solferino (Kenangan Solferino),
yang menginspirasi pembentukan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada
tahun 1863. Konvensi Jenewa 1864 didasarkan
pada gagasan-gagasan Dunant. Pada tahun 1901, dia menerima Penghargaan
Nobel Perdamaian
yang pertama, bersama dengan Frédéric Passy.
Dunant lahir di
Jenewa, Swiss, putra pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya
Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya adalah penganut mashab Kalvin (''Calvinist'') yang taat serta mempunyai pengaruh yang signifikan di
kalangan masyarakat Jenewa. Kedua orangtuanya menekankan pentingnya nilai
kegiatan sosial. Ayahnya aktif membantu anak yatim-piatu dan narapidana yang
menjalani bebas bersyarat, sedangkan ibunya melakukan kegiatan sosial membantu
orang sakit dan kaum miskin.
Dunant tumbuh
pada masa kebangkitan kesadaran beragama yang dikenal dengan nama Réveil. Pada usia 18 tahun, dia bergabung dengan Perhimpunan
Amal Jenewa (Geneva Society
for Alms Giving). Pada tahun berikutnya, bersama teman-temannya, dia mendirikan
perkumpulan yang disebut ”Thursday Association”, sebuah kelompok anak
muda tanpa ikatan keanggotaan resmi yang melakukan pertemuan rutin untuk
mempelajari Bibel dan menolong kaum miskin. Waktu senggangnya banyak dia
habiskan untuk mengunjungi penjara dan melakukan kegiatan sosial. Pada tanggal
30 November 1852, Dunant mendirikan cabang YMCA di Jenewa. Tiga tahun kemudian, dia
berpartisipasi dalam pertemuan Paris yang bertujuan membentuk YMCA menjadi
sebuah organisasi internasional.
Pada tahun
1849, ketika berusia 21, Dunant terpaksa meninggalkan Kolese Kalvin (Collège
Calvin) karena prestasi akademisnya buruk. Dia kemudian menjadi pekerja magang
di perusahaan penukaran uang bernama Lullin et Sautter. Setelah masa
magangnya selesai dengan prestasi baik, dia diangkat sebagai karyawan bank
tersebut.
Pada tahun
1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sisilia karena ditugaskan oleh
perusahaan yang melayani “wilayah-wilayah jajahan Setif”, yaitu perusahaan
bernama Compagnie genevoise de Colonies de Sétif. Meskipun pengalamannya
kurang, Dunant berhasil menyelesaikan penugasan tersebut dengan memuaskan.
Terinspirasi oleh pengalaman perjalanan tersebut, Dunant untuk pertama kalinya
menulis sebuah buku, yang dia beri judul Notice sur la Régence de Tunis
(Kisah tentang Regensi di Tunisia). Buku ini diterbitkan pada tahun 1858.
Pada tahun
1856, Dunant mendirikan perusahaan yang beroperasi di wilayah-wilayah jajahan
luar negeri dan, setelah memperoleh konsesi lahan dari Aljazair yang ketika itu
berada di bawah pendudukan Prancis, dia juga mendirikan perusahaan perkebunan
dan perdagangan jagung bernama Société financière et industrielle des
Moulins des Mons-Djémila (Perusahaan Keuangan dan Industri Penggilingan
Mons-Djémila). Namun, lahan dan hak atas air yang dijanjikan tidak kunjung
ditetapkan dengan jelas, sedangkan otoritas kolonial di Aljazair juga bersikap
kurang kooperatif. Oleh karena itu, Dunant memutuskan untuk meminta bantuan
secara langsung kepada Kaisar Napoleon III dari Perancis, yang ketika itu sedang berada di
Lombardi bersama pasukannya. Prancis sedang berperang di pihak
Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang ketika itu menduduki banyak dari
wilayah yang dewasa ini bernama Italia. Markas Napoleon terletak di kota kecil
bernama Solferino. Dunant
menulis sebuah buku yang isinya penuh sanjungan dan pujian bagi Napoleon III
untuk dia hadiahkan kepada kaisar tersebut. Kemudian dia melakukan perjalanan
ke Solferino untuk bertemu secara pribadi dengan Napoleon III.
Dunant tiba di
Solferino pada petang hari tanggal 24 Juni 1859, tepat ketika pertempuran
antara kedua pihak tadi baru saja selesai. Sekitar 38 ribu prajurit
bergeletakan di medan tempur dalam keadaan terluka, sekarat, atau tewas, dan
tidak tampak ada upaya yang berarti yang dilakukan untuk memberikan perawatan
kepada mereka. Dalam keadaan terguncang melihat pemandangan itu, Dunant
berinisiatif mengerahkan penduduk sipil setempat, terutama kaum perempuan,
untuk memberikan pertolongan kepada para prajurit yang terluka dan sakit.
Karena persediaan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan tidak memadai,
Dunant sendiri mengatur pembelian material yang dibutuhkan itu serta membantu
mendirikan rumah sakit darurat. Dia berhasil meyakinkan penduduk setempat untuk
melayani para korban luka tanpa melihat di pihak mana mereka bertempur, sesuai
dengan slogan “Tutti fratelli” (Kita semua bersaudara) yang diciptakan
oleh kaum perempuan dari kota Castiglione delle Stiviere tak jauh dari tempat
itu. Dia juga berhasil membujuk pihak Prancis untuk membebaskan dokter-dokter
Austria yang mereka tawan.
Sekembalinya ke
Jenewa pada awal bulan Juli, Dunant memutuskan menulis sebuah buku tentang
pengalamannya itu, yang kemudian dia beri judul Un Souvenir de Solferino
(Kenangan Solferino). Buku ini diterbitkan pada tahun 1862 dengan jumlah 1.600
eksemplar, yang dicetak atas biaya Dunant sendiri. Dalam buku ini, Dunant
melukiskan pertempuran yang terjadi, berbagai ongkos pertempuran tersebut, dan
keadaan kacau-balau yang ditimbulkannya. Dia juga mengemukakan gagasan tentang
perlunya dibentuk sebuah organisasi netral untuk memberikan perawatan kepada
prajurit-prajurit yang terluka. Buku ini dia bagikan kepada banyak tokoh
politik dan militer di Eropa.
Dunant juga
memulai perjalanan ke seluruh Eropa untuk mempromosikan gagasannya. Buku
tersebut mendapat sambutan yang sangat positif. Presiden Geneva Society for
Public Welfare (Perhimpunan Jenewa untuk Kesejahteraan Umum), yaitu seorang
ahli hukum bernama Gustave Moynier, mengangkat
buku ini beserta usulan-usulan Dunant di dalamnya sebagai topik pertemuan
organisasi tersebut pada tanggal 9 Februari 1863. Para anggota organisasi
tersebut mengkaji usulan-usulan Dunant dan memberikan penilaian positif. Mereka
kemudian membentuk sebuah Komite yang terdiri atas lima orang untuk menjajaki
lebih lanjut kemungkinan mewujudkan ide-ide Dunant tersebut, dan Dunant
diangkat sebagai salah satu anggota Komite ini. Keempat anggota lain dalam
Komite ini ialah Gustave Moynier, jenderal angkatan bersenjata Swiss bernama Henri Dufour, dan dua orang dokter yang masing-masing bernama Louis Appia dan Théodore Maunoir. Komite ini
mengadakan pertemuan yang pertama kali pada tanggal 17 Februari 1863, yang
sekarang dianggap sebagai tanggal berdirinya Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Dari awal,
Moynier dan Dunant saling berbeda pendapat dan bertikai menyangkut visi dan
rencana mereka masing-masing, dan ketidaksepahaman mereka itu semakin lama
semakin besar. Moynier menganggap ide Dunant tentang perlunya ditetapkan
perlindungan kenetralan bagi para pemberi perawatan sebagai gagasan yang sulit
diterima akal serta menasihati Dunant untuk tidak bersikeras memaksakan konsep
tersebut. Namun, Dunant terus menganjurkan pendiriannya itu dalam setiap
perjalanannya dan dalam setiap pembicaraannya dengan pejabat-pejabat politik
dan militer tingkat tinggi. Ini semakin mempersengit konflik pribadi antara
Moynier, yang memakai pendekatan pragmatis terhadap proyek tersebut, dan
Dunant, yang merupakan idealis visioner di antara kelima anggota Komite itu.
Pada akhirnya, Moynier berusaha menyerang dan menggagalkan Dunant ketika Dunant
mencalonkan diri untuk posisi ketua Komite.
Pada bulan
Oktober 1863, 14 negara berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan
oleh Komite tersebut di Jenewa untuk membahas masalah perbaikan perawatan bagi
prajurit terluka. Namun, Dunant sendiri hanya menjadi ketua protokoler dalam
pertemuan tersebut sebagai akibat dari usaha Moynier untuk memperkecil
perannya. Setahun kemudian, pada tanggal 22 Agustus 1864, sebuah konferensi
diplomatik yang diselenggarakan oleh Parlemen Swiss membuahkan hasil berupa
ditandatanganinya Konvensi Jenewa Pertama oleh
12 negara. Untuk konferensi ini pun, Dunant hanya bertugas sebagai pengatur
akomodasi bagi peserta.
Bisnis Dunant
di Aljazair mengalami kemunduran, sebagian karena devosinya pada cita-cita
humanistiknya sendiri. Pada bulan April 1867, bangkrutnya perusahaan keuangan Crédit
Genevois mengakibatkan sebuah skandal yang melibatkan Dunant. Dia dipaksa
menyatakan pailit dan divonis bersalah oleh Pengadilan Dagang Jenewa pada
tanggal 17 Agustus 1868 atas praktik penipuan dalam kasus kebangkrutan
tersebut. Keluarganya dan banyak dari teman-temannya sangat terkena dampak dari
bankrutnya Crédit Genevois karena mereka banyak berinvestasi dalam
perusahaan ini. Masyarakat di Jenewa, sebuah kota dengan tradisi Kalvin yang
berakar mendalam, menjadi gusar dan heboh sehingga muncul seruan-seruan agar
Dunant mengundurkan diri dari Komite Internasional Palang Merah.
Pada tanggal 25
Agustus 1868, dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Sekretaris Komite
dan, pada tanggal 8 September, dia dikeluarkan sepenuhnya dari Komite. Moynier,
yang menjadi Presiden Komite sejak 1864, berperan besar dalam menyingkirkan
Dunant dari Komite.
Pada bulan
Februari 1868, ibu Dunant meninggal dunia. Pada akhir tahun itu, Dunant juga
dikeluarkan dari YMCA. Pada bulan Maret 1867, dia meninggalkan kota
kelahirannya, Jenewa, dan tidak pernah kembali lagi ke sana. Pada tahun-tahun
berikutnya, Moynier tampaknya berusaha mempergunakan pengaruhnya untuk
memastikan bahwa Dunant jangan sampai menerima bantuan atau dukungan dari
teman-temannya. Misalnya, hadiah medali emas Sciences Morales di Pekan
Raya Dunia Paris tidak jadi diberikan kepada Dunant sesuai rencana semula,
tetapi diberikan kepada Moynier, Dufour, dan Dunant bersama-sama sehingga
seluruh uang hadiah tersebut menjadi hak Komite. Tawaran Napoleon III untuk
mengambilalih separuh dari kewajiban utang Dunant dengan syarat teman-teman
Dunant menjamin pelunasan yang separuh lagi juga digagalkan oleh usaha Moynier.
Dunant pindah
ke Paris dan hidup di sana dalam keadaan berkekurangan. Namun, dia terus
berupaya mewujudkan gagasan dan rencana kemanusiaannya. Selama berlangsungnya
Perang Prancis-Prusia (1870-1871), dia mendirikan Perhimpunan Bantuan
Kemanusiaan Bersama (''Allgemeine
Fürsorgegesellschaft'') dan, tak lama setelah itu, dia mendirikan Aliansi
Bersama untuk Ketertiban dan Peradaban (''Allgemeine
Allianz für Ordnung und Zivilisation''). Dunant berargumen tentang perlunya
diadakan perundingan perlucutan senjata dan perlunya didirikan sebuah
pengadilan internasional untuk memediasi konflik internasional. Kemudian, dia
mengupayakan terbentuknya perpustakaan dunia, sebuah gagasan yang mempunyai
gema dalam berbagai proyek di kemudian hari, antara lain UNESCO.
Dalam usahanya
yang tak pernah berhenti untuk menganjurkan dan mewujudkan gagasan-gagasannya,
Dunant semakin mengabaikan situasi keuangan pribadinya sehingga dia semakin
terlilit utang dan dijauhi oleh kenalan-kenalannya. Meskipun diangkat sebagai
anggota kehormatan Perhimpunan Palang Merah Austria, Belanda, Swedia, Prusia,
dan Spanyol, dia nyaris dilupakan dalam perjalanan resmi Gerakan Palang Merah,
pun ketika Gerakan ini berkembang pesat ke negara-negara lain. Dunant hidup dalam
kemiskinan dan berpindah-pindah tempat antara 1874-1886, termasuk Stuttgart,
Roma, Korfu, Basel, dan Karlsruhe. Di Stuttgart, Dunant bertemu mahasiswa
Universitas Tübingan (Tübingen University) bernama Rudolf Müller dan
kemudian bersahabat karib dengannya. Pada tahun 1881, bersama-sama dengan
sejumlah teman dari Stuttgart, Dunant untuk pertama kalinya pergi ke Heiden,
sebuah desa peristirahatan di Swiss. Pada 1887, ketika tinggal di London, dia
mulai menerima bantuan keuangan bulanan dari sejumlah kerabat jauh. Ini
memungkinkan dia untuk hidup dalam kondisi keuangan yang lebih aman. Dunant
pindah ke Heiden pada bulan Juli 1887 dan tinggal di desa tersebut selama sisa
hidupnya. Sejak 30 April 1892, dia tinggal di rumah sakit dan panti jompo yang
dipimpin oleh Dr. Hermann Altherr.
Di Heiden, dia
bertemu dengan seorang guru muda bernama Wilhelm Sonderegger dan istrinya
Susanna. Mereka mendorongnya untuk mencatat pengalaman hidupnya. Istri
Sonderegger mendirikan cabang Palang Merah di Heiden dan, pada tahun 1890,
Dunant menjadi presiden kehormatan cabang tersebut. Dengan adanya Sonderegger,
Dunant berharap akan dapat mempromosikan gagasan-gagasannya lebih lanjut,
termasuk menerbitkan edisi baru bukunya. Namun, persahabatan mereka di kemudian
hari menjadi tegang karena Dunant melontarkan tuduhan yang tak dapat dibenarkan
bahwa Sonderegger, bersama Moynier di Jenewa, berkonspirasi menentangnya.
Sonderegger meninggal pada tahun 1904, di usianya yang baru mencapai 42 tahun.
Meskipun hubungan mereka tegang, Dunant sangat terharu dengan kematian
Sonderegger yang tak terduga-duga itu. Kekaguman Wilhelm dan Susanna
Sonderegger atas Dunant, yang tetap mereka rasakan walaupun Dunant melontarkan
tuduhan tersebut, terwariskan kepada anak-anak mereka. Pada tahun 1935, putra
mereka, yaitu René, menerbitkan kumpulan surat-surat yang ditulis Dunant kepada
ayahnya.
Pada bulan
September 1895, Georg Baumberger, editor kepala Die Ostschweiz, sebuah surat
kabar yang terbit di St. Gall, menulis sebuah artikel tentang pendiri Palang
Merah tersebut, yang pernah bertemu dan mengobrol dengannya ketika mereka
sedang berjalan-jalan di Heiden sebulan sebelumnya. Artikel ini berjudul “Henri
Dunant, pendiri Palang Merah” (Henri Dunant, the founder of the Red Cross)
dan muncul di sebuah majalah bergambar terbitan Jerman, Über Land und Meer.
Dengan segera artikel ini direproduksi di berbagai media lain di seluruh Eropa.
Artikel tersebut mendapat sambutan hangat sehingga Dunant kembali memperoleh
perhatian dan dukungan khalayak. Dia kemudian menerima Hadiah Binet-Fendt Swiss
dan sebuah surat dari Paus Leo XIII. Berkat bantuan dari janda tsar Rusia,
yaitu Maria Feodorovna, dan donasi lain dari berbagai pihak, situasi keuangan
Dunant sangat membaik.
Pada tahun
1897, Rudolf Müller, yang saat itu sudah bekerja sebagai guru di Stuttgart,
menulis sebuah buku tentang asal-mula Palang Merah. Isi buku ini mengubah
sejarah resmi Palang Merah dengan menekankan peran Dunant. Buku ini juga
mengikutsertakan teks “Kenangan Solferino.” Dunant mulai berkorespondensi
dengan Bertha von Suttner dan menulis banyak sekali artikel dan tulisan lain.
Dia terutama aktif menulis tentang hak-hak kaum perempuan. Pada tahun 1897, Dunant
memfasilitasi pendirian “Green Cross” (Palang Hijau), sebuah organisasi
perempuan yang berumur singkat dan hanya aktif di Brussels.
Pada tahun
1901, Dunant menerima Hadiah Nobel
Perdamaian pertama yang
pernah dianugerahkan, yaitu atas perannya dalam mendirikan Gerakan Palang Merah
Internasional dan mengawali proses terbentuknya Konvensi Jenewa. Dokter militer
Norwegia, Hans Daae, yang pernah menerima satu eksemplar buku tulisan Müller
itu, mengadvokasikan kasus Dunant kepada Panitia Nobel. Hadiah tersebut adalah hadiah
bersama yang diberikan kepada Dunant dan Frédéric Passy, seorang
aktivis perdamaian Prancis yang mendirikan Liga Perdamaian dan yang aktif
bersama Dunant dalam Aliansi untuk Ketertiban dan Peradaban (Alliance for
Order and Civilization). Ucapan selamat resmi yang akhirnya diterima Dunant
dari Komite Internasional Palang Merah merepresentasikan rehabilitasi nama
Dunant:
“Tak ada yang lebih layak untuk menerima kehormatan ini,
karena Andalah yang empat puluh tahun yang lalu mendirikan organisasi
internasional bantuan kemanusiaan bagi korban luka di medan tempur. Tanpa Anda,
Palang Merah, yang merupakan prestasi kemanusiaan yang agung abad kesembilan
belas, barangkali tak akan pernah diusahakan.”
Moynier dan
Komite Internasional Palang Merah secara keseluruhan juga dinominasikan untuk
Hadiah Nobel Perdamaian tersebut. Meskipun Dunant memperoleh dukungan dari
kalangan luas dalam proses seleksi, dia tetap merupakan calon yang
kontroversial. Sejumlah pihak berargumen bahwa Palang Merah dan Konvensi Jenewa justru membuat
perang menjadi lebih menarik dan menggoda dengan meringankan sebagian dari
penderitaan yang ditimbulkan perang. Oleh karena itu, Müller dalam suratnya
kepada Panitia Nobel menyampaikan pendapat bahwa hadiah tersebut perlu dibagi
antara Dunant dan Passy, yang sempat menjadi calon utama untuk menjadi
satu-satunya penerima hadiah tersebut dalam perdebatan yang terjadi selama
berlangsungnya proses seleksi. Müller juga menyarankan bahwa sekiranya Dunant
dianggap layak untuk menerima Hadiah Nobel, hadiah tersebut perlu segera
diberikan kepadanya mengingat usianya yang telah lanjut dan kondisi
kesehatannya yang sudah memburuk.
Keputusan
Panitia Nobel untuk membagi hadiah tersebut antara Passy, seorang tokoh
perdamaian, dan Dunant, seorang tokoh kemanusiaan, menjadi preseden bagi
persyaratan mengenai seleksi penerima Hadiah Nobel Perdamaian yang berdampak
signifikan pada tahun-tahun berikutnya. Salah satu bagian dalam surat wasiat
Nobel menyebutkan bahwa hadiah untuk perdamaian diberikan kepada orang yang
berupaya mengurangi atau menghapuskan pasukan tetap (standing armies)
atau berupaya untuk scara langsung mempromosikan konferensi perdamaian. Inilah
yang membuat Passy secara alamiah terpilih menjadi calon penerima hadiah
tersebut berkat usaha-usahanya di bidang perdamaian. Pemberian Hadiah Nobel
untuk usaha-usaha di bidang kemanusiaan saja akan menjadi hal yang sangat
mencolok, dan hal tersebut dianggap oleh sejumlah pihak sebagai penafsiran yang
terlalu luas atas surat wasiat Nobel. Akan tetapi, satu bagian lain dalam surat
wasiat Nobel menetapkan hadiah bagi orang yang berprestasi terbaik dalam
meningkatkan “persaudaraan antarmanusia” (the brotherhood of people).
Ini secara lebih umum bisa ditafsirkan sebagai pesan bahwa usaha-usaha
kemanusiaan seperti yang dilakukan oleh Dunant itu juga terkait dengan
usaha-usaha perdamaian. Penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun-tahun
berikutnya yang banyak jumlahnya itu dimasukkan ke dalam salah satu dari dua
kategori yang untuk pertama kalinya ditetapkan oleh keputusan Panitia Nobel
1901 tersebut.
Hans Daae
berhasil menaruh uang hadiah yang menjadi bagian Dunant, sebesar 104.000 franc
Swiss, di sebuah bank di Norwegia dan mencegah uang tersebut diakses oleh para
kreditor Dunant. Dunant sendiri tak pernah memakai sedikit pun dari uang
tersebut dalam hidupnya.
Di antara
beberapa penghargaan lain yang diterima oleh Dunant pada tahun-tahun berikutnya
ialah gelar doktor kehormatan dari Fakultas Kedokteran University of Heidelberg, yang diterimanya pada tahun 1903.
Dunant tinggal di panti jompo di Heiden hingga akhir hayatnya. Pada tahun-tahun
terakhir hidupnya, dia menderita depresi dan ketakutan (paranoia) bahwa dia
terus dicari-cari oleh para kreditornya dan Moynier. Bahkan Dunant
kadang-kadang mendesak juru masak panti jompo tersebut untuk mencicipi terlebih
dulu jatah makanannya di hadapan dia agar dia terlindung dari kemungkinan
diracuni. Meskipun mengaku tetap berkeyakinan Kristen, Dunant pada tahun-tahun
terakhir hidupnya menolak dan menyerang Kalvinisme dan agama terorganisasi (organized
religion) pada umumnya.
Menurut para
juru rawatnya, tindakan terakhir yang dilakukan Dunant dalam hidupnya ialah
mengirimkan satu eksemplar buku tulisan Müller kepada ratu Italia disertai
surat pengantar dari Dunant sendiri. Dunant meninggal dunia pada tanggal 30
Oktober 1910, dan kata-kata terakhirnya ialah “Kemana lenyapnya kemanusiaan?”
Dunant meninggal hanya dua bulan setelah musuh bebuyutannya, Moynier. Meskipun
ICRC menyampaikan ucapan selamat kepada Dunant atas penganugerahan Hadiah Nobel
tersebut, kedua rival ini tak pernah berrekonsiliasi.
Sesuai
keinginannya, Dunant dikuburkan tanpa upacara di Kompleks Pemakaman Sihlfeld di
Zurich. Dalam surat wasiatnya, dia mendonasikan sejumlah uang untuk menyediakan
satu “ranjang gratis” di panti jompo di Heiden tersebut, yang harus selalu
tersedia untuk warga miskin kawasan itu. Dia juga memberikan sejumlah uang,
melalui akte notaris, kepada teman-temannya dan kepada organisasi amal di
Norwegia dan Swiss. Sisa uangnya dia berikan kepada para kreditornya sehingga
sebagian utangnya lunas. Ketidakmampuan Dunant untuk sepenuhnya melunasi
utang-utangnya menjadi beban besar baginya hingga hari kematiannya.
Hari ulang
tahunnya, 8 Mei, dirayakan sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Sedunia (''World Red
Cross and Red Crescent Day''). Panti jompo di Heiden yang dulu menampungnya itu
sekarang menjadi Museum Henry Dunant. Di Jenewa dan sejumlah kota lain ada
banyak sekali jalan, lapangan, dan sekolah yang dinamai dengan namanya. Medali
Henry Dunant, yang dianugerahkan setiap dua tahun oleh Komisi Tetap Gerakan
Palang Merah dan Palang Merah Internasional, merupakan penghargaan tertinggi yang
dianugerahkan oleh Gerakan.
Kisah hidup
Dunant diceritakan, dengan sejumlah unsur fiksi, dalam film D'homme à hommes
(1948) yang dibintangi oleh Jean-Louis Barrault. Masa hidup Dunant ketika
Palang Merah didirikan ditampilkan dalam film produksi bersama internasional
yang berjudul Henry Dunant: Red on the Cross (2006). Pada tahun 2010,
Takarazuka Revue menggelar drama musikal berdasarkan pengalaman Dunant di
Solferino dan proses pendirian Palang Merah. Drama musikal ini berjudul ソルフェリーノの夜明け (Fajar di Solferino, atau Kemana Lenyapnya
Kemanusiaan?).
Penyebab dan Pertolongan Pertama Terhadap
Seseorang Pingsan
Pingsan
merupakan kondisi kehilangan kesadaran seseorang secara mendadak dalam waktu
relatif singkat. Pingsan bisa saja terjadi dengan disertai gejala ataupun tanpa
gejala. Terlebih lagi, ternyata pingsan bukanlah masalah yang bisa dianggap
sepele. Ada keadaan dimana pingsan merupakan pertanda adanya sebuah penyakit.
Apasaja penyakit itu? Dan bagaimana cara memberikan pertolongan terhadap
seseorang yang sedang pingsan? Sebelum memberi pertolongan pertama terhadap seseorang yang sedang pingsan, lebih baik kita mengetahui apa saja macam-macam pingsan ditinjau dari penyebabnya :
1.
Simple Fainting. Dijumpai pada
seseorang yang perutnya kosong, kemudian berdiri terlalu lama, entah terkena
sinar matahari ataupun tidak. Cenderung terjadi pada seseorang yang kurang
darah, kelelahan, ketakutan, serta tidak tahan melihat darah.
2.
Heat Exhaustion. Bisa terjadi karena
kehilangan garam dan air dalam tubuh. Contohnya, olahraga berlebihan di bawah
terik matahari. Tanda-tandanya berkeringat hebat, clammy, pernapasan cepat dan
tersengal, hingga untah-muntah.
3.
Heat Stroke. Terjadi ketika bekerja
di bawah kondisi yang sangat panas dan lembab. Heat Stroke bisa mengakibatkan
koma atau kematian. Heat stroke ditandai dengan temperature tubuh tinggi
sekitar 40 derajat Celsius, bahkan bisa lebih.
4.
Pendarahan Otak. Pingsan jenis ini
terjadi dalam beberapa tahap. Diawali dengan keringat dingin yang tiba-tiba
muncul, disusul dengan mata berkunang-kunang. Padahal tekanan darah stabil. Hal
tersebut disebabkan karena penggumpalan darah di otak.
5.
Serangan Jantung. Tanda ada gejala
sebelumnya, seseorang bisa saja langsung pingsan. Biasanya, disebabkan karena
tekanan darah terlalu tinggi sehingga menyebabkan stroke. Atau tekanan darah
terlalu rendah sehingga menyebabkan jantung lemah.
Untuk itu, saat melihat seseorang
dalam keadaan pingsan, segera
lakukan pertolongan pertama. Tekhnik pertolongan itulah yang semestinya kita
tahu. Karena ada beberapa hal yang harus dilakukan dan ada hal yang tidak boleh
dilakukan. Pada umumnya, ketika ada yang pingsan, jangan panik, baca dan
pelajari cara berikut ini.
Do :
Do :
1.
Segera bujurkan orang yang pingsan.
Posisikan kepala lebih rendah daripada kaki agar darah dapat mengalir dengan
baik ke otak.
2.
Tes kesadarannya dengan cara
memberikan rangsangan suara atau sentuhan di bagian tengah antara alis.
3.
Jika mengenakan pakaian ketat,
segera longgarkan. Lepas sepatu, kaos kaki dan semua aksesoris yang mengahambat
peredaran darahnya.
4.
Berikan rangsangan berupa bau yang
menyengat seperti minyak angin. Rangsangan aroma yang kuat akan membantu
menyadarkan orang yang pingsan.
Don’t :
1.
Membiarkan tubuh orang pingsan
menekuk.
2.
Meletakkan posisi kepala lebih
tinggi daripada posisi kaki, sebab akan mengurangi aliran darah ke otak.
3.
Mengerubuti orang yang tengah
pingsan.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda
keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya
benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat
muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada
bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara
mengatasinya jika tidak ada luka langsung
dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah
bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan
mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan
berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk
mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit,
untuk melebarkan pembutuh darah setempat, setelah
itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai bengkak
menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu
panas jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres
panas dapat menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit
( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang ditempatkan pada
kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh.
Untuk memar yang terjadi di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara
penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin,
selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan
adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal
tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk
memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan
penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk
ke rumah sakit.
2. Laserasi Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras
yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari. Permukaan
kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan
tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal
terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat
lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu
dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan
darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun.
Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih.
Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda
asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata
luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah
bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa
anti-infeksi.
3. Terpotong Atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari
perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam,
perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus
terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu
yakni dilakukan dengan menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih.
Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan
dengan menempatkan tali/ikat
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar,
kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang
(lihat gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar
dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan
torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak
akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa
steril.
4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga
di antaranya terkena api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan
yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam luka
bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena
api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air
mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam
pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya,
yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang
terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian
yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih
hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar
berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit,
tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain
kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas.
Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.
Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada
tingkat keparahannya.
a. Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50%
atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat
kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres
dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera
rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh
jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer,
keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah
penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit.
b. Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan
luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian
yang terkena panas.
c. Luka bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka
bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang
diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain
yang perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan
cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat
tubuh karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka
bakar karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar
dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan
rujuk ke rumah sakit.
5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak
maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi
pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan
pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio)
sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan
lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk
mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup
dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar
permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi
dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada
wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum
femur ). Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian,
sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai
berikut: korban dibaringkan, bagian tulang
yang diperkirakan patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak.
Untuk itu harus dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian adalah "mematikan"
dua persendian yang membatasi bagian tulang yang patah. Pembidaian
dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah
tulang terbuka selain tindakan seperti di atas,
perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih
agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada
fraktur terbuka tidak boleh menarik atau
membetulkan bagian yang patah dan/atau memasukan ujung tulang yang mencuat
keluar.
6. Mimisan atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada
anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain (demam). Cara
mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping
hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai
10 menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara
tradisional dengan daun sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena
daun sirih mengandung zat yang menyempitkan pembuluh darah.
7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang
kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena kondisi fisik ataupun
mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan
perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi
kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan.
Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya
disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba
nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat
segera rujuk ke rumah sakit
8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa
di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan tertinggal dalam kulit, biji-bijian
yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan
saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak
yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda
asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium
bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah
sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini dapat
memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga,
misalnya serangga harus dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral
(gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati
benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan
apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di
mata, prinsip jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk
ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak
mata, dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di
mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air
bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk
kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba
cabut dengan alat penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus,
duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit
yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan
berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke
dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan
yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya.
Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik
tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich.
Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap
ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal
kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit.
9. Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi
karena makanan/minuman misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol, minuman
lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan lainnya.
Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual,
muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat
terjadi gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya
kejadian keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena
makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air
seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban masih
sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah.
Caranya dengan mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah
sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis) pada daerah-daerah ujung
jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan
khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban
yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan.
Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda dan
sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar.
Jangan sekali-kali memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien
tidak sadar.
10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari
Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan
maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil,
seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular,
anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda
peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat
terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular
yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi
gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan
air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada
perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat.
Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat
gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat
kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan
sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil
sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau
kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda
membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai
sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular
beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,
istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk
ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka
sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah,
juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
11. P3K bagi
pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang
tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan
nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa
orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung
sebagai berikut :
1. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu
mendongak ke atas
2.
Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3.
Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat
dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan
jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya
ke hidung korban dan meniupnya.
4.
Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara teratur dan kuat
ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
12. P3K bagi korban Sengatan
Listrik
1. Penolong hendaknya
berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2. Gunakan tongkat
kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang
menempel pada tubuh korban
3. Setelah kontak dengan
aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai
bantuan medis dating
13. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan
parah
1. Luka hendaknya ditutup
kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan
kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
2. Untuk menutup luka biasa
juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan
bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan
disetrika.
3. Kalau tidak tersedia
peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan
telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus
mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada
resiko infeksi.
4. Luka yang sudah berdarah
tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri,
yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air
ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
5. Pada semua kasus
pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan
letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat
pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
14. Pertolongan Pertama
Mengurangi Shok
1.
Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan
shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi
tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan
berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2.
Tanda-tanda Shok
a.
Denyut nadi cepat tapi lemah
b.
Merasa lemas
c.
Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt dingin
di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e.
Merasa haus
f.
Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h.
Tekanan darah sangat rendah
4.
Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a.
Menghentikan pendarahan
b.
Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c.
Memberi nafas buatan
d.
Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
5. Langkah - langkah Pelaksanaan
Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a. Baringan korban
dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan
untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi
kepala.
c.
Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien
tidak melihat lukanya
d. Pasien/penderita yang
sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan
shok yang terdiri dari :
ü 1 sendok
teh garam dapur
ü ½ sendok
teh tepung soda kue
ü 4-5
gelas air
ü dan bisa juga
ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e. Perlakukan pasien
dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa
menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter
15. Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat
datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon, semut, dan ulat bulu. Meski
dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya. Sebab, gigitan serangga
bisa membuat kulit anak bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan
serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga bisa mengandung
bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama
pada kasus gigitan serangga.
16. Sengatan lebah atau tawon
Lepaskan sengat lebah yang
masih tertinggal pada kulit anak.
Beri kompres dingin pada
gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
Beri salep antihistamin yang
dijual bebas di apotek.
Beri sirup parasetamol
sesuai aturan pakai.
17. Terkena ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada
kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan kurkumin kunyit
berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka,
staf penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).
18. Gigitan nyamuk
Bersihkan dengan air dan
sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem telon khusus
bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk pencegahan,
aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease Control and
Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam
kemasan tertulis N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar